Seperti biasa, pagi ini, aku menjelajah pandangan
ke halaman kos yang rindang dengan adanya pohon mangga dan beberapa pohon
kelengkeng. Tiba-tiba ada tumbuhan aneh di bawah pohon kelengkeng. Bukan saja
aneh tapi juga lucu. Bentuknya seperti jamur dengan batangnya berwarna putih dan
kepala dengan ukuran lebih kecil berwarna hijau lumut. Jamur ini diselimuti
oleh jala yang berwarna putih bersih. Mengembang menyelimuti batang jamur.
Jamur tampak samping |
Beberapa lama aku dan temanku (mbak Noe) memastikan
apakah ini jamur atau bukan. Kami akhirnya mendekat dan menyentuh jala jamur
dengan daun kering. Ternyata jalanya cukup keras. Tidak mudah hancur dengan
sentuhan. Beberapa jam kemudian jala jamur bernoda akibat tetesan cairan hijau
dari kepala jamur. Jala jamur juga mulai mengkerut dan menempel di batang
jamur.
Jamur tampak dari atas |
Penasaran membuat kami menelusuri internet untuk
mengetahui jenis jamur ini. Ternyata info yang di dapatkan sedikit. Antara lain
jamur ini tumbuh didaerah hutan lebat Mamberamo - Papua. Disebutkan namanya
sebagai jamur berjala dari Papua. Nah lho? Kok tiba-tiba hari ini tumbuh
dihalaman kos ya? Jangan-jangan si jamur sudah menganggap halaman kosku yang
rindang sebagai tanah Papua. Hehehe... Info
lain mengatakan jamur jala dikenal orang Bugis sebagai “basi jala-jala” yang saat ini sudah mulai langka. Namun tidak
ada informasi ilmiah mengenai jamur ini. Hanya informasi dari orang-orang yang
juga merasa aneh melihat jamur dengan hiasan jala.
Pikiran
masih belum puas. Terlebih lagi dengan kata mulai langka. Jika tumbuhan ini
mulai langka berarti sebelumnya jamur ini banyak dan dikenal orang. Begitu pikirku.
Akhirnya aku mencari informasi dengan metode berbeda. Menggunakan halaman web
asing. Dengan kata kunci jamur langka. Kemudian muncullah satu foto jamur yang
persis sama. Tapi ternyata halaman web itu adalah halaman web fotografi, alias
hanya berisi foto-foto hasil upload anggotanya dan komentar terhadap
foto-foto yang diposting. Aku mulai membaca semua komentar, mungkin saja
ada yang berbaik hati memberikan informasi tentang objek foto. Benar! Salah satu
komentator menjelaskan tentang si jamur. Dengan informasi tersebut, aku mulai
kembali googling. Wow... ternyata informasi tentang si jamur sangat
banyak termasuk iklan penjualan si jamur (sayangnya dalam bahasa asing..hehehe). Merasa penasaran juga dengan si jamur? Baca informasi di bawah ini!
Jamur jala ini memiliki sebutan antara lain jamur
bambu, jamur jaring panjang, dan jamur wanita berkerudung. Berasal
dari keluarga Phallaceae keluarga, atau stinkhorns. Dengan nama ilmiah Phallus indusiatus atau Dictyophora indusiata, atau juga Hymenophallus
indusiatus. Ternyata jamur ini memang
kaya nama, bukan hanya nama lokal yang bermacam-macam tetapi juga nama latinnya.
Benar kan? Kalau mau tahu biografi si jamur secara lengkap, berikut biografi si
jamur.
·
Kingdom
(Fungi),
·
Division
(Basidiomycota)
·
Class
(Agaricomycetes)
·
Order
(Phallales)
·
Family
(Phallaceae)
·
Genus (Phallus)
·
Species (P.
Indusiatus)
Penjelasan secara ilmiah pertama kali pada tahun
1798 oleh ahli botani Perancis Étienne Pierre Ventenat dengan nama Phallus indusiatus. Dimana indūsǐātus
adalah kata sifat Latin, yang berarti "mengenakan pakaian dalam". Nama
ini disetujui oleh Christiaan Hendrik Persoon pada tahun 1801. Pada tahun 1809 Auguste
Nicaise Desvaux menempatkan jamur ditempatkan dalam genus baru Dictyophora, yang kemudian dikenal
selama bertahun-tahun sebagai Dictyophora
indusiata. Setelah itu pada tahun 1817, Christian Gottfried Daniel Nees von
Esenbeck menempatkan jamur ini dalam spesies Hymenophallus,. sebagai
H. indusiatus. Namun pada akhirnya jamur
ini kembali ke sinonim Phallus dan
spesies ini sekarang dikenal lagi dengan nama aslinya Phallus indusiatus.
Jamur ini tumbuh di daerah tropis, dan ditemukan di
Asia selatan, Afrika, Amerika, dan Australia. Tumbuh di hutan atau
kebun yang kaya dengan bahan kayu yang telah membusuk.
Tubuh buah jamur berbentuk kerucut seperti lonceng
tutup. Terletak pada tangkai. Tangkai ini memiliki “rok” halus berenda atau
indusium, yang menggantung ke bawah seperti topi hingga hampir mencapai tanah. “Rok”
ini berbentuk bulat atau poligonal. Badan buah yang matang memiliki ukuran
tinggi sampai 25 cm (10 in) dengan topi kerucut berbentuk lonceng dengan gerigi berukuran 1,5-4 cm (0,6-1,6
inci). Topi
ditutupi dengan spora yang mengandung lendir kehijauan-coklat dan berbau busuk,
berfungsi menarik lalat dan serangga lain untuk memakan dan menyebarkan spora. Serangga
membantu penyebaran spora dengan mengkonsumsi Gleba dan deposito kotoran yang
mengandung spora utuh untuk berkecambah
di tempat lain. Bagian atas tutup memiliki lubang kecil. Ukuran tangkai
panjangnya 7-25 cm (2,8-9,8 in) dengan tebal 1,5-3 cm (0,6-1,2 in). Berongga
putih, lebar seluruh panjangnya biasanya sama. Tangkai ini kadang-kadang
melengkung, dan kenyal.
Tubuh buah yang belum matang pada awalnya tertutup
dalam berbentuk telur di bawah tanah berbentuk bola yang terbungkus peridium. Ukuran
diameter sampai dengan 6 cm (2,4 in), dan biasanya memiliki miselium tebal yang
menempel di bagian bawah. Setelah buah jamur matang, terjadi tekanan dan pembesaran
yang menyebabkan peridium robek dan tubuh buah cepat muncul dari
"telur". Lebih jelas proses munculnya buah dari “telur” ada ditayangan video ini.
Badan buah berkembang pada malam hari, dan
membutuhkan 10-15 jam untuk berkembang sepenuhnya setelah muncul dari peridium
tersebut. Siklus hidupnya pendek, berlangsung tidak lebih dari beberapa hari. Pada
saat itu lendir biasanya sudah terhapus oleh serangga, meninggalkan noda-noda
putih pada permukaan topi. Spora P.
indusiatus berdinding tipis ,
halus, elips atau sedikit melengkung, hialin (tembus), dan ukurannya antara 2-3
cm atau 1-1,5 in.
Jamur cantik (http://www.treklens.com) |
Jenis serupa P.
indusiatus adalah P. Multicolor. Keduanya
mirip dalam penampilan secara keseluruhan, tetapi memiliki topi berwarna lebih terang,
dan batang serta indusium biasanya lebih kecil. Ditemukan
di Australia, Guam, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Papua Nugini, Zaire, dan Tobago
serta Hawaii. Selain
itu ada pula P. merulinus yang lebih
halus dan lebih pendek dari P. Indusiatus. Umumnya ditemukan di bagian timur
Amerika Utara dan Jepang, dan di daerah-daerah Eropa.
Di Asia Timur, P.
indusiatus dianggap lezat. Pada masa Dinasti Qing Cina, spesies ini
dikumpulkan di Provinsi Yunnan dan dikirim ke Istana Kekaisaran untuk memuaskan
nafsu Cixi, yang sangat menikmati makanan yang mengandung jamur dapat dimakan. Sejak
tahun 1979 hingga saat ini, P. indusiatus
di Cina dijual untuk digunakan sebagai bahan
untuk memperkaya sup ayam.
Analisis gizi P. indusiatus (berdasarkan spesimen yang
dikumpulkan dari Nigeria) ditentukan bahwa tahap telur jamur mengandung (per
100 g jamur, berat kering) 33,6 g protein kasar, 1,66 g lemak, dan 3,98 g
karbohidrat . Tahap
telur juga diukur untuk terdiri 20,9 g serat, dan 88,76% kelembaban. Tingginya
tingkat protein dan serat (yang sebanding dengan nilai yang ditemukan dalam
daging dan sayuran, masing-masing) menunjukkan bahwa bentuk telur P. indusiatus merupakan sumber makanan
yang baik. Konsentrasi
beberapa unsur mineral, termasuk kalium, natrium, dan besi, juga menguntungkan
dibandingkan dengan buah-buahan dan sayuran, meskipun komposisi mineral dalam
jamur tergantung pada konsentrasi di mana jamur ini tumbuh.
Semarang,
080613, 11:05am
baru tahu :-)
ReplyDeleteJamur yang hampir langka :)
ReplyDeleteLucu banget jamurnya :D
ReplyDeleteBlogwalking, visitback ya :)
lucu dan unik :-) siap!
ReplyDelete