Hari ini saya mengajar di kelas yang minggu lalu
terlihat sangat aktif dalam belajar dan menyelesaikan tugas. Tapi aktivitas itu
berbeda dengan hari ini. Anak-anak terlihat kurang bersemangat, beberapa orang
mengobrol, dan bahkan tiga orang lelap tertidur.
Berdasarkan perencanaan pembelajaran, hari ini
adalah satu-satunya pembelajaran yang terlaksana sempurna. Biasanya, ada
beberapa rencana pembelajaran yang tidak bisa saya laksanakan karena berbagai
alasan. Namun ternyata, terlaksananya rencana pembelajaran tersebut tidak didukung
oleh aktivitas siswa yang bersemangat untuk belajar.
Apakah yang sebenarnya terjadi? Saya pun mengevaluasi
hasil pembelajaran hari ini dan membandingkan dengan hasil-hasil sebelumnya.
Hari ini saya melaksanakan pembelajaran dengan
demonstrasi dan diskusi kelas. Demonstrasi dilakukan dengan bantuan dua orang
siswa. Selama pelaksanaan demonstrasi, siswa terlihat antusias. Berdasarkan
demonstrasi, saya melakukan kegiatan menanya kemudian dilanjutkan dalam diskusi
kelas. Siswa juga diminta untuk mencari informasi melalui aktivitas membaca di
buku. Dan... mulai saat inilah waktu penurunan antusiasme belajar dimulai.
Sebagian siswa mulai asyik mengobrol, dan tiga
orang meletakkan kepalanya di meja. Tertidur hingga akhir pembelajaran. Sebelumnya,
siswa pertama menyatakan diri sakit, yang kedua memberi alasan ngantuk berat,
dan yang ketiga sengaja saya tidak membangunkan. Alasan saya, siswa ketiga
merupakan siswa yang beberapa kali melanggar peraturan sekolah dan seringkali
mendapat teguran. Oleh sebab itu, saya berpikir keberadaannya di dalam kelas jauh
lebih baik dibandingkan dia keluar kelas dan melakukan pelanggaran lagi.
Kondisi penurunan antusiasme itu ternyata menular
pada saya. Saya merasa kehilangan fokus walaupun tetap melaksanakan pembelajaran
dengan melanjutkan diskusi kelas. Saya juga melakukan uji coba latihan soal dengan
memberikan kesempatan siswa untuk maju. Terdapat dua siswa yang bersedia. Satu
orang yang maju adalah siswa yang memang memperhatikan dari awal dan satu orang
lagi yang sedang sibuk mengobrol pada aktivitas membaca.
Saya melakukan konfirmasi terhadap jawaban siswa
di papan tulis. Pada tahap ini, kondisi kemampuan saya dalam manajemen pengelolaan
kelas dipertaruhkan. Sebab antusiasme siswa sudah berada pada batas kritis. Anehnya,
kali ini saya tidak memiliki antusiasme untuk merubah suasana dan tetap
melanjutkan diskusi. Setelah diskusi kelas, saya menginformasikan pelaksanaan
ulangan harian pada minggu selanjutnya. Beberapa menit kemudian, jam pelajaran
berakhir. Saya pun segera bergegas dari kelas dengan tanda tanya, mengapa hari
ini saya tidak bisa melakukan apa-apa untuk mereka.
Sumber: acenale.files.wordpress.com |
Pertemuan minggu sebelumnya, saya melakukan
diskusi kelompok. Sebelumnya lagi, demonstrasi dan praktikum. Mayoritas kegiatan
dalam pembelajaran tersebut adalah kegiatan kelompok. Mungkin inilah yang membedakan
dengan kegiatan hari ini. Kegiatan kelompok dan kegiatan mandiri. Sebelumnya,
saya mengetahui bahwa pembelajaran IPA lebih efektif dengan kegiatan kelompok. Saya
juga membuktikan dalam penelitian tindakan kelas yang menunjukkan hasil positif
jika pembelajaran dilakukan dengan kelompok berpola. Namun, pengetahuan itu
ternyata tidak menjadi pembelajaran bagi saya dalam menyusun rencana
pembelajaran.
Pembelajaran hari ini membuat saya berpikir ulang
untuk melaksanakan diskusi kelas dengan pembelajaran mandiri. Mungkin kegiatan
tersebut dapat saya lakukan jika saya memiliki banyak alternatif dalam
mengelola kelas. Jika tidak? Sebaiknya saya melakukan pembelajaran kelompok
agar siswa dapat aktif dan antusias belajar.
Berarti anak sekolah lebih aktif dan giat kalo pembelajaran kelompok dari pada mandiri ya Bu guru.😀
ReplyDeletemayoritas siswa begitu, karena bisa bercanda sambil belajar, hehe...
Delete