Peran
guru dan Siswa
Guru
dalam
aliran konstruktivisme tidak lagi menduduki tempat sebagai satu-satunya sumber belajar. Namun guru lebih diposisikan sebagai
fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri (Hudojo, 1998:5-6). Sebagai fasilitator guru bertanggung
jawab terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Diantara tanggung jawab guru
dalam pembelajaran adalah menstimulasi dan memotivasi siswa. Mendiagnosis dan
mengatasi kesulitan siswa serta menyediakan pengalaman untuk menumbuhkan
pemahaman siswa (Suherman dkk, 2001:76). Oleh karena itu, guru harus menyediakan
dan memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk belajar secara
aktif. Sedemikian rupa sehingga para siswa dapat menciptakan, membangun,
mendiskusikan, membandingkan, bekerja sama, dan melakukan eksperimentasi dalam
kegiatan belajarnya (Setyosari, 1997: 53). Berdasarkan konstruktivisme,
akibatnya orientasi pembelajaran bergeser dari berpusat pada guru mengajar ke
pembelajaran berpusat pada siswa (student
centered instruction).
Sumber : blogspot.com |
1.
Guru berperanan sebagai
penyelidik. Dengan cara ini, guru akan lebih memahami bagaimana siswa menemukan
konsep atau pengetahuan.
2.
Memancing siswa untuk
menerangkan ide mereka serta menghargai pandangan mereka.
3.
Bertanggung jawab
membimbing dan membantu murid mempelajari sesuatu pelajaran dengan bermakna.
4.
Membantu siswa menghubungkan
materi pebelajaran dengan kehidupan sehari-hari
5.
Menugaskan siswa dengan
bentuk tugas berupa penyelesaian, menganalisis, meramal, menerka dan membuat
hipotesis.
6.
Memberi waktu yang
cukup kepada siswa untuk membuat kaitan antara ide-ide yang telah ditemukan.
7.
Melaksanakan
pembelajaran koperatif dalam menjalankan tugasan tertentu.
8.
Menyediakan pengalaman
belajar yang memungkinkan murid bertanggung jawab dalam membuat rancangan,
proses, dan penelitian.
9.
Siswa mempunyai peranan
dalam menentukan apa yang akan mereka pelajari. Mereka perlu berinisiatif
mengemukakan isu persoalan, kemudian secara individu membuat analisis
10.
Siswa menganggap guru
sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bukan sebagai seorang yang tahu
segalanya.
11.
Siswa bertanggungjawab
terhadap diri sendiri untuk menggunakan berbagai cara dalam menyelesaikan
masalah.
12.
Siswa selalu berdiskusi
dengan guru dan sesama mereka. Perbincangan itu akan dapat membantu menguatkan
atau mengubah ide mereka.
13.
Siswa menjabarkan
hipotesis yang telah dibuat untuk di uji.
14.
Siswa menggunakan data
dan bahan-bahan konkret untuk membantu mendapatkan pengetahuan.
Secara matriks peran guru dan siswa
dalam pembelajaran konstruktivisme dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Peran Guru dan Siswa dalam Pembelajaran
menurut Konstruktivisme
No.
|
Peran Siswa
|
Peranan Guru
|
1.
|
Berinisiatif mengemukakan masalah dan
pokok pikiran, kemudian menganalisis dan menjawabannya sendiri.
|
Mengutamakan peran siswa dalam
berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar.
|
2.
|
Bertanggung jawab sendiri terhadap
kegiatan belajarnya atau penyelesaian suatu masalah.
|
Memusatkan perhatian kepada proses
berpikir atau proses mental siswa, bukan kepada kebenaran jawaban siswa saja.
|
3.
|
Secara aktif bersama dengan teman
sekelasnya mendiskusikan penyelesaian masalah atau pokok pikiran yang mereka
munculkan, dan apabila dirasa perlu dapat menanyakannya kepada guru.
|
Guru perlu fleksibel dalam merespons
jawaban atau pemikiran siswa. Menghargai pemikiran siswa dan meghindari
perkataan “Ini satu-satunya jawaban
benar”
|
4.
|
Atas inisiatif sendiri dan mandiri
berupaya memperoleh pemahaman yang mendalam (deep understanding) terhadap
suatu topik masalah belajar.
|
Guru perlu menyediakan pengalaman
belajar dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sehingga
belajar sebagai proses konstruksi pengetahuan dapat terwujud.
|
5.
|
Secara aktif mengajukan dan
menggunakan berbagai hipotesis (kemungkinan jawaban) dalam memecahkan suatu
masalah.
|
Memaklumi akan adanya perbedaan
individual, termasuk dalam hal perkembangan kognitif siswa.
|
6.
|
Secara aktif mengajukan berbagai data
atau informasi pendukung dalam penyelesaian suatu masalah atau pokok pikiran
yang dimunculkan sendiri atau yang telah dimunculkan oleh teman sekelas.
|
Guru perlu menyampaikan tujuan
pembelajaran dan apa yang akan dipelajari di awal kegiatan belajar. Hal ini
akan mempengaruhi keaktifan siswa, karena ia tahu apa yang akan di pelajari
dan untuk apa ia terlibat dalam pembelajaran.
|
7.
|
Secara kreatif dan imajinatif
mengaitkan antara gagasan yang telah dimiliki dengan informasi baru yang
diterima.
|
Guru perlu banyak berinteraksi dengan
siswa untuk dapat mengetahui apa yang telah mereka ketahui dan apa yang
mereka pikirkan.
|
Sumber
: sainsmatika.blogspot.com
Dinamika
Pembelajaran Konstruktivisme
Adapun
prinsip-prinsip konstruktivisme yang diterapkan dalam proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1)
Pengetahuan dibangun
oleh siswa sendiri.
2)
Pengetahuan tidak dapat
dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri
untuk menalar.
3)
Murid aktif
megkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep
ilmiah.
4)
Guru sekedar membantu
menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
5)
Struktur pembelajaran
seputar konsep diutamakan pada pentingnya sebuah pertanyaan.
6)
Mencari dan menilai
pendapat siswa.
7)
Menyesuaikan bahan
pengajaran untuk menanggapi anggapan siswa.
Wheatley
(1991: 12) mengajukan dua prinsip utama berkaitan dengan pembelajaran
konstrukltivisme. Pertama, pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif,
tetapi secara aktif oleh struktur kognitif siswa. Kedua, fungsi kognisi bersifat
adaptif dan membantu pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki
anak. Hanbury (1996:3) juga mengemukakan sejumlah aspek dalam kaitannya dengan
pembelajaran, yaitu (1) siswa mengkonstruksi pengetahuan dengan cara
mengintegrasikan ide yang mereka miliki, (2) pembelajaran menjadi lebih
bermakna karena siswa mengerti, (3) strategi siswa lebih bernilai, dan (4)
siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman dan
ilmu pengetahuan dengan temannya. Sedangkan Widodo (2004) menyimpulkan terdapat
lima unsur penting dalam lingkungan pembelajaran yang konstruktivis, yaitu:
a. Memperhatikan dan
memanfaatkan pengetahuan awal siswa
b. Pengalaman belajar
yang otentik dan bermakna
c. Adanya lingkungan
sosial yang kondusif.
d. Adanya dorongan
agar siswa bisa mandiri
e. Adanya usaha untuk
mengenalkan siswa tentang dunia ilmiah
comment 0 komentar
more_vert~~falkhi~~