Hidup saya saat ini seperti
air sungai, mengalir menuju lautan. Tanpa hambatan. Pekerjaan oke, tempat
tinggal nyaman, koneksi internet lancar, hiburan dunia maya bisa terpampang di
depan mata kapan pun saya suka. Menyenangkan, bukan?
Orang bilang, saya sedang
berada di Comfort Zone. Apa sih Comfort Zone
itu?
Sumber: www.taraburner.com |
Comfort Zone membuat kebahagiaan kita teratur karena rendahnya rasa cemas dan tekanan hidup. Inilah yang rasakan. Saya merasa hidup di atas awan. Indah dan menyenangkan, tanpa ada yang harus dikhawatirkan.
Tapi, kenapa saya merasa kehilangan sesuatu. Sesuatu yang penting. Sesuatu yang dapat membuat
saya lebih hidup. Apakah itu?
Saya pikir sesuatu yang
hilang itu adalah semangat. Antusisme untuk beraktivitas. Kekuatan dalam meraih
impian. Ya, semangat saya seperti menghilang. Sehingga saya menjalani rutinitas
dengan datar. Kemarin dan hari ini layaknya berada dalam satu garis lurus yang
bernilai tetap setiap waktunya. Besok, mungkin juga sama. Berawal dari bangun
pagi, berangkat kerja, pulang kerja, dan istirahat. Tidak ada tantangan, tidak
ada yang istimewa.
Kehilangan semangat ini membuat
pekerjaan saya terbengkalai. Akibatnya, tugas-tugas menumpuk tidak terselesaikan.
Kalau sudah begini, siap-siap untuk begadang. Sebab, ada saatnya semua tugas
itu harus terselesaikan dalam waktu yang bersamaan.
Kenapa ini terjadi? Padahal saya sedang berada dalam Comfort Zone, bukan? Kondisi aman, nyaman, dan menyenangkan. Seharusnya, kondisi menyenangkan dapat membuat saya lebih produktif dalam bekerja. Ini kok berbeda...
Setelah menelusuri google, saya menemukan pernyataan dari Daniel H. Pink, penulis “Drive: The Surprising Truth About What Motivates Us” (saya belum kenal bukunya nih, hehehe). Daniel berkata,
“If you’re too comfortable, you’re not productive. And if you’re too uncomfortable, you’re not productive. Like Goldilocks, we can’t be too hot or too cold.” (3)
Produktivitas tidak akan
tumbuh jika kita berada dalam kondisi sangat nyaman atau sangat tidak nyaman. Hm,
kata-kata Daniel sesuai dengan apa yang rasakan. Kondisi terlalu nyaman membuat
saya tidak produktif.
Lalu, apa yang dapat dilakukan
untuk keluar dari Comfort Zone?
1.
Melakukan sesuatu
yang berbeda setiap hari
2.
Berpikirlah sebelum
mengambil keputusan.
3.
Percaya pada
diri sendiri dan belajar membuat keputusan dengan cepat.
4.
Lakukan perubahan
dari hal yang paling kecil.
5.
Identifikasi setiap
ketakutan dan hadapi selangkah demi selangkah.
Jika demikian, saya harus
melakukan sesuatu agar semangat itu kembali hadir. Sesuatu yang berbeda. Sesuatu
yang mungkin merupakan ketakutan saya selama ini. Keluar dari Comfort Zone memang
bukan hal yang mudah, tetapi bukan hal yang tak mungkin dilakukan.
Jadi, apakah Comfort Zone
menyenangkan? Keputusan ada di tangan kita. Mau membuatnya menjadi menyenangkan
atau menjadikannya sebuah tantangan demi kehidupan baru lebih baik. Bagaimana,
sudah siap mengambil keputusan?
Sumber:
(1)
http://sapiterbang.asia/arti-sebenarnya-keluar-dari-comfort-zone-not-moving-on-zone/
(2)
http://lifehacker.com/the-science-of-breaking-out-of-your-comfort-zone-and-w-656426705
(3)
http://blog.crew.co/getting-out-of-your-comfort-zone-why-its-hard-and-why-you-should/
comment 0 komentar
more_vert~~falkhi~~