"Rasa malas itu datang tanpa diundang, dan enggan pergi sebelum ditendang."
Sumber : www.quotehd.com |
Benar banget kan, kata-kata di atas? Malas bisa datang kapan saja, bahkan terkadang datang setiap waktu. Melebihi jatah jam makan atau pun jam kencan. Malas dapat datang dalam bentuk apa pun. Makanan disaat kita ingin diet, game disaat kita harus mengerjakan tugas, isu disaat kita harus menghemat bergosip, dan banyak lagi. Membuat kita harus siap dengan segala strategi untuk menghadapinya.
Dan, kali ini malas menjebak saya dalam bentuk lusinan daftar keinginan. Keinginan untuk resign dari mengajar, keinginan untuk kembali menulis, keinginan untuk menikah, keinginan untuk berpetualang, keinginan untuk sekolah, keinginan untuk kembali menata mimpi yang entah kali ini tercecer didunia yang berbeda.
Sumber : img.allw.mn |
Daftar-daftar itu membuat jadwal harian saya hanya menjadi semacam nota franchise waralaba. Datang, ambil, pergi. Tak ada rasa, apalagi cinta. Seakan dunia berada di dalam aquarium. Jernih, namun jauh dari jangkauan.
Sungguh, ingin rasanya pergi sejenak untuk mengawali kembali semua yang sudah dijalani. Mengawali kembali, rasa saya dalam menjadi seorang guru. Sebab rasa bersalah menjadi api bersekam dalam menghadapi mereka. Wajah-wajah polos yang seharusnya saya lindungi. Saya cintai sepenuh hati. Namun, saya acuhkan dengan sengaja. Dengan alasan setumpuk tugas yang memang memberenggut kepedulian terhadap mereka.
Bagian mana yang harus hilang, dan bagian mana yang harus dikenang tidak menemukan tumpuan. Masih mengawan memandang kesempatan. Mana kiri, mana kanan? Menjadi beban pikiran. Ah, sungguh saya mulai merasa malas mengajar, dan saya mohon maaf untuk rasa malas itu, sangat sulit untuk dhihindari kali ini.
Sumber : image.slidesharecdn.com |
comment 0 komentar
more_vert~~falkhi~~