Lampu minyak goreng itu hemat, unik, dan yang paling penting dapat mengurangi dampak negatif akibat membuang minyak goreng bekas sembarangan. Yuk, belajar jadi kader lingkungan.
Sering menggoreng dan kebingungan dengan minyak goreng bekas alias minyak jelantah hendak dibuang kemana? Sama dong. Saya sering bingung ketika minyak jelantah sudah meluber di tempat penampungan. Mau dibuang ke saluran pembuangan atau ke tanah? Jika dibuang ke saluran pembuangan apakah tidak menyumbat saluran? Jika dibuang ke tanah, apakah tidak berbahaya bagi tumbuhan yang hidup disekitar tempat pembuangan? Duh, gimana ini. Saya jadi pusing tujuh keliling. Hingga suatu hari seorang teman menceritakan tentang lampu dari minyak goreng. Memangnya bisa ya? **mikir**
Teman saya sukses membuat penasaran. Akhirnya saya melakukan uji coba dengan meletakkan sepotong tissu di atas wadah penampungan minyak goreng. Hasilnya? tissue tenggelam sebelum sempat terbakar. Percobaan tidak berhasil. Hahaha.
Cara kedua. Saya mengambil piring kecil dan menuangkan minyak goreng bekas di atasnya. Setelah itu, saya menggunakan kapas sebagai sumbu. Plup. Lampu menyala. Tetapi, hanya dalam hitungan detik sebelum kapasnya gosong dan menimbulkan bau makanan. Rupanya percobaan kedua tetap tidak berhasil. Hehehe.
Apakah harus melakukan percobaan ketiga? Hm, mengingat saya masih salah satu anak didik Thomas Edison maka percobaan harus dilakukan sampai berhasil. Seperti yang dilakukan Thomas Edison saat uji coba lampu pijar. Bedanya, saya menguji coba lampu minyak goreng. Hihihi.
Ide untuk percobaan ketiga saya dapatkan ketika pulang kampung. Saat itu terjadi pemadaman di malam hari. Saya segera menyalakan senter dan mencari lampu LED sebagai penerangan. Tiba-tiba dari arah dapur, ayah membawa botol kecil dengan nyala api menari-nari dibagian atas botol. Awalnya, saya berpikir itu adalah lampu spirtus. Setelah ngobrol-ngobrol, ayah memberitahu bahwa itu adalah lampu minyak goreng. Lho, kok ayah bisa membuat lampu minyak goreng? Padahal saya sudah melalui dua kali percobaan yang hasilnya gagal total. Setelah mengamati lampu minyak goreng ayah, eh rupanya yang digunakan sebagai sumbu adalah sumbu kompor. Pantas saja, lampunya menyala terang. Jauh berbeda dengan hasil percobaan yang saya lakukan. Ok, sekarang saya tahu kuncinya dan yakin bahwa percobaan ketiga saya pasti berhasil.
Percobaan ketiga, saya membuat lampu minyak goreng persis seperti milik ayah. Bahan dan alatnya botol kaca bekas, sumbu, paku, dan alu. Mau tahu cara membuat lampu minyak goreng? simak video berikut ya.
Panduan cara membuat lampu minyak goreng,
Setelah berhasil membuat lampu minyak goreng yang persis seperti di dalam video, saya pun mulai berani memodifikasi wadah. Seperti menggunakan wadah minuman kaleng yang telah dipotong menjadi dua. Sementara, untuk sumbu saya tetap menggunakan wadah dari minuman botol seperti foto berikut ini.
Penampakan lampu minyak yang saya gunakan sekarang. |
Jadi, solusi bagi yang kebingungan untuk membuang minyak goreng bekas adalah dengan membuat lampu minyak goreng. Alternatif lain adalah menyerahkan minyak jelantah pada pengepul minyak goreng bekas yang terdekat. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi peristiwa seperti kutipan berita di bawah ini.
“Laporan dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta pernah menyatakan bahwa hanya 3 persen badan air di DKI Jakarta yang memenuhi Baku Mutu Air. Hal ini antara lain dipicu oleh tingginya pencemaran dari minyak jelantah yang dibuang ke saluran air,” Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB), Ahmad Safrudin (greeners.co).
comment 0 komentar
more_vert~~falkhi~~