Pernah mendengar GWK alias Garuda Wisnu Kencana? Itu lho patung
raksasa Dewa Wisnu dan tunggangannya yang menjadi maskot pulau Bali. Nah, bulan lalu saya berkunjung ke GWK dan memiliki kesempatan untuk menonton pertunjukan tari
Kecak di Amphitheatre. Pertujukan tari Kecak yang ditampilkan berjudul cerita Garuda
Wisnu Kencana. Oh ya, katanya nih cerita Garuda Wisnu Kencana ini menginspirasi
digunakannya
burung Garuda sebagai lambang negara Indonesia. Wow, keren!
|
Tari kecak Garuda Wisnu Kencana |
Bagaimana cerita Garuda Wisnu Kencana dalam bentuk pertunjukan tari
kecak?
Prolog menyebutkan bahwa Garuda Wisnu Kencana menceritakan
tentang Garuda yang mencari Tirta Amertha untuk menolong ibunya dari perbudakan.
Demi sang ibu, Garuda rela menjadi tunggangan Dewa Wisnu hanya untuk
mendapatkan Tirta Amertha. Bakti anak kepada ibu yang tiada duanya kan? Gara-gara
prolog yang menyentuh ini, saya jadi fokus menonton pertunjukan tari kecak. Hehehe.
|
Panggung tari kecak |
Pertunjukan di buka dengan kedatangan para penari kecak. Tentang
para penari kecak ini, saya salut kepada masyarakat Bali. Mereka mampu
melestarikan budaya dan menjadikannya daya tarik bagi para wisatawan. Saya katakan
demikian karena melihat usia para penari kecak yang bergradasi dari paling tua
(sekitar usia 50-an) hingga para remaja yang saya taksir masih usia SMA. Memang
para remaja tersebut masih belum fokus ketika menari, sering cengengesan
dan melirik kanan kiri, namun usaha mereka untuk tampil melestarikan budaya
menari patut diapresiasi.
|
Para penari keluar dari balik panggung |
|
Tari kecak |
Setelah para penari masuk, musik mulai dimainkan. Para penari
segera unjuk kebolehan. Beberapa menit kemudian tarian berhenti. Seorang tetua
adat masuk dan memercikkan air pada para penari sebagai tanda akan dimulainya
pertunjukan.
|
Prosesi sebelum cerita Garuda Wisnu Kencana dimulai |
Kisah Garuda Wisnu Kencana dimulai dari Winata, ibu sang Garuda
yang menjadi budak dari para naga. Saat itu saya bingung, mengapa Winata
menjadi budak para naga. Maklum, saya fokus dokumentasi dan tidak begitu
mendengarkan suara narator. Ups, hehehe.
|
Menyambut kedatangan ibu Garuda |
|
Ibu Garuda menjadi budak para naga |
Ternyata cerita sebenarnya adalah
Winata merupakan istri
dari Resi Kasyapa, seorang resi yang baik dan bijaksana. Selain Winata, sang
Resi juga memiliki istri bernama Kadru. Keduanya
masing-masing memiliki anak dari Resi yakni burung Garuda dari Winata dan Naga
dari Kadru.
Resi berusaha memperlakukan kedua istrinya dengan adil,
namun Kadru tetap menaruh iri pada Winata dan selalu melancarkan niat jahat
untuk mengeluarkan Winata dari lingkaran keluarga.
Satu waktu, para dewa mencari air suci Amertha Sari dengan
mengaduk samudera. Air suci ini diyakini akan membawa keabadian bagi makhluk
yang meminumnya. Bersamaan dengan peristiwa tersebut, muncullah kuda yang
bernama Ucaihsrawa.
Rasa dengki dan iri yang ada pada Kadru membuat ia menantang
Winata untuk bertaruh menebak warna kuda yang akan keluar dari samudera. Taruhannya,
pihak yang kalah harus menjadi budak dari pihak yang menang selama hidupnya. Winata
menyetujui. Kadru kemudian menebak kuda yang muncul berwarna hitam, dan Winata menebak
kuda tersebut berwarna putih.
Sebelum kuda muncul, ternyata naga mendengar informasi bahwa
kuda itu berwarna putih. Ia melaporkan pada ibunya. Mengetahui tebakannya
salah, Kadru kemudian meminta naga menyemburkan racun pada tubuh kuda sehingga
terlihat kehitaman. Benar saja, saat keluar warna kuda yang terlihat adalah
hitam. Merasa dirinya kalah, Winata pun bersedia menjadi budak Kadru selama
hidupnya.
Garuda yang mengetahui kelicikan Kadru mulai bertarung
dengan para naga untuk membebaskan ibunya. Namun, kekuatan keduanya yang
seimbang, membuat pertarungan tak kunjung usai dan Winata tetap menjadi budak
dari para naga. Melihat hasil ini, para naga kemudian memberikan syarat untuk
kebebasan Winata, yakni membawa Tirta Amertha.
|
Sang ibu meminta bantuan Garuda untuk mencari Tirta Amertha |
|
Garuda bersedia mencari Tirta Amertha |
Rasa bakti kepada ibunya, membuat Garuda berusaha keras
mencari Tirtha Amerta. Garuda berkeliling dan bertarung habis-habisan demi
membebaskan ibunya dari perbudakan. Ia kemudian mendengar informasi bahwa Tirta
Amertha ada pada dewa Wisnu. Garuda pun segera berkunjung ke dewa Wisnu.
|
Garuda berangkat mencari Tirta Amertha |
|
Menyambut para bidadari |
Sebelum bertemu dewa Wisnu, Garuda menjumpai para bidadari. Ia
menceritakan maksud kedatangannya kepada para bidadari dan meminta tolong
mereka untuk mempertemukannya dengan dewa Wisnu.
|
Bidadari |
|
Garuda mengutarakan niatnya kepada para bidadari |
Para bidadari melaporkan kedatangan Garuda kepada pengawal. Dua
orang pengawal datang dan mengadu ketangkasan dengan Garuda. Kekuatan mereka
tidak seimbang dan garuda memenangkan pertarungan.
|
Pengawal |
|
Menyambut kedatangan patih |
Pengawal kemudian melaporkan kedatangan Garuda kepada patih.
Patih datang menemui Garuda. Garuda menceritakan maksud kedatangannya untuk
mencari Tirta Amertha. Sang patih tidak berkenan mempertemukan Garuda dengan
dewa Wisnu. Mereka kemudian bertarung dan Garuda menjadi pemenang.
|
Garuda menceritakan maksud kedatangannya kepada patih |
|
Garuda bertarung dengan patih |
Keseriusan dan kegigihan Garuda didengar oleh dewa Wisnu. Ia
kemudian datang menemui Garuda. Garuda menceritakan niatnya untuk mendapatkan Tirta
Amertha demi membebaskan sang ibu. Dewa Wisnu jatuh iba pada Garuda lalu
menyetujui untuk memberikan Tirta Amertha dengan syarat Garuda mau menjadi
tunggangannya.
|
Menyambut kedatangan dewa Wisnu |
|
Garuda bercerita kepada dewa Wisnu |
Garuda tak berpikir lama, ia segera menyetujui syarat yang
diberikan. Garuda berharap sang ibu dapat segera bebas dari perbudakan para
naga. Sejak saat itu, garuda resmi menjadi tunggangan dewa Wisnu dan dikenal
dengan nama Garuda Wisnu Kencana. Artinya kereta garuda dewa Wisnu.
|
Garuda bersedia menjadi tunggangan dewa Wisnu |
Apa hubungan Garuda Wisnu Kencana dengan lambang negara
Indonesia?
Katanya nih, kegigihan garuda dalam membebaskan sang ibu
dari perbudakan menjadi inspirasi untuk menceritakan dan menumbuhkan kegigihan
kepada anak bangsa untuk dapat membebaskan ibu pertiwi dari penjajahan. Hm, maknanya
bisa bikin jantung siap untuk berperang melawan penjajah. Merdeka!
Penasaran dengan tari kecak Garuda Wisnu Kencana? Silakan berkunjung
ke Garuda Wisnu Kencana di daerah Bali Selatan. Tari kecak akan dimainkan pada
sore hari sekitar pukul 18.30 – 19.30 WITA di ruang Amphitheatre. Yuk, segera
berlibur ke Bali.
Permisi Kak, izin baca Blog nya yha sekaligus untuk referensi laporan study tour.
ReplyDelete