Anggaran keuangan adalah hal penting yang harus dilakukan dalam sebuah organisasi. Termasuk di sekolah. Sebab anggaran berkaitan dengan keberlangsungan sekolah itu sendiri. Oleh karena itu, penyusunan anggaran di sekolah tidak serta merta dilakukan dalam waktu singkat dan asal-asalan, melainkan harus melalui suatu proses tahapan penyusunan agar nantinya anggaran yang dibuat dapat mendukung pengelolaan suatu sekolah.
Sumber : psfinancials.com |
Perencanaan
anggaran keuangan sekolah dituangkan dalam bentuk Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Sekolah (RAPBS) atau Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Merupakan bentuk rencana pembiayaan
yang digunakan sebagai pedoman dalam menghimpun sumber keuangan sekolah dan apa yang akan dibiayai dalam proses
pendidikan disuatu sekolah. Logika hubungan antara biaya dan
anggaran di sekolah digambarkan oleh Bastian (2006: 138) sebagai berikut.
Diagram penyusunan Anggaran Pendidikan Sekolah Menengah
|
Penjelasan diagram diatas
adalah komponen penyusun anggaran terdiri dari berbagai aktivitas yang terjadi
dalam proses kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan aktivitas mendapat dana dari
dua komponen biaya yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Activity Costing System (ACS) merupakan
alat bantu dalam penyusunan laporan pembiayaan yang mencerminkan aktivitas yang
dilakukan. Sehingga rincian biaya merupakan rincian aktivitas dan prasarana
pendukung aktivitas yang diperlukan. Dengan adanya penjabaran jenis biaya dan
aktivitas secara bersamaan, maka pembuatan anggaran tahunan dapat dirinci lebih
akurat.
Ibrahim Bafadal (2003) selanjutnya mengemukakan
bahwa RAPBS hendaknya memuat:
Rencana dan pertanggungjawaban kegiatan,
perincian program, perincian kebutuhan barang dan sarana serta jumlah total
anggaran menyeluruh serta keterkaitannya dengan kegiatan pada periode tertentu
dan sumber dana yang terdiri dari jumlah sumber dana dan perinciannya.
Mulyono (2010:150) juga menjelaskan di dalam menyusun RAPBS melibatkan
beberapa unsur diantaranya: (1) kepala sekolah dibantu para wakilnya yang
ditetapkan oleh kebijakan sekolah, (2) orang tua murid dalam wadah komite
sekolah, (3) Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota, dan (4) Pemerintah Kota/
Kabupaten setempat.
Langkah-langkah
penyusunan anggaran diberikan oleh Muhaimin, dkk (2010: 359) sebagai berikut.
- Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan
- Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya
- Menentukan program kerja dan rincian program
- Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program
- Menghitung dana yang dibutuhkan
- Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana
Berbeda pemikiran Nanang Fatah (2012:55) menyatakan
penyusunan anggaran terdiri dari proses:
- Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran
- Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan barang
- Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang karena anggaran pada dasarnya merupakan pernyataan finansial
- Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu
- Menyusun usulan anggaran untk memperoleh persetujuan dari pihak yang berwenang
- Melakukan revisi usulan anggaran
- Persetujuan revisi usulan anggaran
- Pengesahan anggaran.
Muhaimin mengungkapkan pula bahwa dalam menyusun
Rencana Anggaran Sekolah, ada empat langkah yang harus dilakukan, antara lain:
- Menyusun rencana biaya
- Menyusun rencana biaya dan pendapatan
- Menyesuaikan rencana dengan sumber pendanaan
- Menyusun rencana anggaran Sekolah
Dalam pelaksanaan kegiatan, terkadang jumlah biaya yang digunakan bisa tidak sama
dengan anggaran, kurang ataupun lebih dari jumlah yang telah dianggarkan
sebelumnya. Apabila dalam pelaksanaan tersebut ada perbedaan dengan rencana anggaran,
maka sekolah
dapat melakukan
anggaran perubahan. Hal tersebut sesuai yang diungkapkan oleh Muhaimin, dkk
(2010:360) yang menyatakan bahwa anggaran bersifat luwes, artinya apabila dalam
perjalanan pelaksanaan kegiatan ternyata harus dilakukan penyesuaian kegiatan, maka
anggaran dapat direvisi dengan menempuh prosedur tertentu. Seperti menggunakan pendekatan penganggaran incrementalism budgeting yang memungkinkan adanya revisi dalam tahun anggaran berjalan.
Pustaka
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar.
Jakarta: Erlangga.
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen
Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, dari Sentralisasi menuju Desentralisasi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Fatah, Nanang. 2012. Standar Pembiayaan Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya.
Muhaimin, H, dkk. 2010. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam
Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana.
Mulyono. 2010. Konsep Pembiayaan Pendidikan. Jogjakarta. Ar-Ruzz Media.
Ini kayanya bermanfaag nih buat dibaca suamiku kebetulan memang beliau sedang dapat tawaran jadi wakil kepsek di SDIT da sekolahnya memang sedang merintis.. hmmm well thanks sharingnya ��
ReplyDeleteMaafkan balasan yang sampai satu bulan, hehehe. Sama-sama mbak, smeoga bisa bermanfaat dalam aktivitas suaminya, tambah sukses.
Deletemba kok nyeberang dari satuan ohm - faraday ke dolar heheheh
ReplyDeleteIya Bang, lagi sibuk cari dolar jadi blognya juga ikut pakai satuan dolar, hahaha.
Deletemba pengajar ya?
ReplyDeletepenyurunannya mantap nih, kayanya bisa diterapkan juga untuk menyusun anggaran usaha :)
Iya, betul. Pengajar, hehehe.
DeleteTengkyu udah dipuji, ups, hehhe. Semoga bermanfaat ya.
Tok tok tok.. kmn empunya nih
ReplyDeleteLagi puasa blog, hehehehe.
Delete